Going Home Alone
Assalamu’alaikum teman-teman, kali ini aku akan bercerita
tentang going home alone. Ikuti kisahnya yaaa….Hari ini Fatin dan Faiz pulang
sendiri dari sekolah karena Ibu kurang sehat sehingga tidak bisa menjemput
mereka. Ibu harus istirahat di rumah. Fatin dan Faiz menunggu bis di depan
sekolah.” Faiz , kita perlu menaiki bis dengan nombor 11, adik harus selalu
ingat ya bis yang berhenti di dekat rumah kita”, kata Fatin kepada adiknya.
Faiz mengangguk sembari mencari bis yang dimaksud. Tidak lama
kemudian…”berhenti berhenti!” jerit Fatin sambil melambaikan tangannya agar bis
tersebut berhenti. Mereka memilih tempat duduk di samping sopir bis.
“Adik-adik mau kemana?” tanya sopir bis itu. “Kita akan
pergi ke Pangsapuri Meranti, Pak Cik….tidak jauh dari AEON mall kok” kata
Fatin. “Kita harus mengingat alamat rumah kita sendiri teman-teman. Jika kita
akan naik bis atau taxi, beritahukanlah kepada sopir kita akan berhenti dimana
dan juga jangan lupa sediakan uang untuk membayar jasanya. Teman-teman
diusahakan jangan tertidur atau bercakap-cakap dengan orang yang tidak dikenali
ketika berada di dalam bis”. Akhirnya Faiz dan Fatin sampai di tempat
pemberhentian bis dengan dekat rumahnya. Fatin membayar dan mengucapkan terima
kasih kepada sopir bis itu.” Kakak, jom kita lewat jalan pintas nanti lebih
cepat sampai rumah”. “Tidak boleh Faiz”, kata Fatin sambil menggelengkan
kepalanya. Faiz bertanya “kenapa tida boleh kak?”. “ Jalan pintas biasanya
sepi, kita harus melalui jalan yang ada banyak orang”, kata Fatin. Mereka pun
berjalan di jalur pejalan kaki yang terletak di kanan jalan.” “Teman-teman
kalau di jalan raya kita tidak boleh bermain, lari ataupun makan. Semua
perbuatan itu berbahaya dan bisa menyebabkan kita terjatuh”. Di tengah
perjalanan, mereka tiba-tiba didatangi seorang laki-laki remaja.” Hai adik-adik
kalian baru pulang sekolah ya?” Tanya abang itu. Fatin dan Faiz saling
berpandangan dan mereka tidak mengenali abang itu. Mereka mengingat pesan Ibu
agar mereka tidak bercakap-cakap dengan orang yang tidak dikenal. “Mari abang
traktir kalian berdua jus buah”, tawaran abang tersebut. Faiz sebenarnya haus,
dia sangat ingin minum “waaah jus buah! Sedapnya! tentu bisa menghilangkan
dahaga”, kata Faiz. Namun Fatin segera menegurnya, cepat Ibu sudah menunggu
kita di rumah, tidak boleh singgah
apalagi bercakap dengan orang yang tak dikenal. Kami tidak mau terima kasih
sudah menawarkan, kami harus cepat sampai rumah, kata Fatin dengan tegas sambil
menarik tangan adiknya. Jom kita harus ke tempat yang banyak orang, kata Fatin.
Kenapa kak? Abang itu mengikuti kita Dek. Di perjalanan hati Fatin
berdebar-debar dia mengingat pesan Ibu. “Kalau ada orang yang mengikuti kamu,
maka sebaiknya segera berlari ke tempat banyak orang dan kamu jangan juga mau
menerima makanan atau minuman dari orang tak dikenali karena bisa jadi makanan
itu beracun dan kamu pingsan”.
Sejurus kemudian Faiz berkata, Kakak lihat itu AEON mall
berarti kita sudah dekat rumah. Hebat adik ini, selalu ingat dimana rumah kita,
puji Fatin. Mereka pun segera melewati depan AEON mall dan akhirnya mereka
sampai di rumah. Rupa-rupa nya Ibu sudah menunggu mereka dan wajah Ibu senang.
“Alhamdulillah anak-anak sudah sampai selamat” ucap Ibu dengan perasaan lega.
Fatin segera menceritakan hal yang terjadi barusan yaitu ada remaja laki-laki
yang mengikuti mereka. Itu orangnya bu, kata Fatin sambil menunjuk abang itu.
Tiba-tiba Ibu tertawa. Oh itu adik Mak Cik Lina, tetangga kita namanya Hadi.
Dia sudah seminggu tinggal di rumah Mak Cik Lina, kalian bersalaman dulu dengan
abang Hadi, kata Ibu. Fatin dan Faiz segera menghampir abang itu, bersalaman,
dan meminta maaf. Tidak mengapa adik-adik, kamu berdua memang cerdas menjaga
diri kata abang Hadi. Lain kali bisakah abang traktir kami jus buah, canda
Faiz. Dan semua pun tertawa lepas.
Comments
Post a Comment